Tikus Pemberani dan Kucing Penakut

Oleh : Alina Sitha


Alkisah, tinggallah seekor tikus bersama dengan seekor kucing di sebuah gedung tua. Sebelumnya, hanya Billy, seekor kucing Persia yang kabur dari rumah tuannya, yang tinggal di sana. Sebulan kemudian, datanglah Nelly, tikus got yang menjadi korban penggusuran, mencari tempat perlindungan. Billy tidak melakukan perlawanan. Ia malah menerima kehadiran Nelly dengan senang hati.


Berbulan-bulan Billy dan Nelly hidup tanpa makanan. Ketiadaan manusia dalam gedung tua itu membuat mereka kesulitan bertahan hidup. Billy nampak pasrah dengan keadaan. Ia hanya menyudut di tepi ruangan sambil melingkari tubuhnya yang kedinginan. Sementara Nelly nampak gusar. Ia bolak-balik mengitari ruangan yang dulunya berfungsi sebagai aula itu.


“Billy, ayo kita cari makanan !” ajak Nelly setengah berteriak.


“Aku takut keluar. Aku tidak mau Tuanku mengetahui keberadaanku,” kata Billy dengan suara lemah.


“Kau benar tidak mau ? Aku mau keluar mencari makan,” kata Nelly masih dengan nada tinggi.


“Tidak. Kau keluar saja kalau kau mau,” kata Billy tegas yang kemudian menutup kedua matanya dan bersiap untuk tidur.


Nelly pun keluar dari gedung tua. Sebagai tikus yang sudah terlatih menyelam dalam air, ia pun segera memasuki saluran air yang ada di luar gedung. Terus menerobos dan berharap akan keluar di tempat yang benar.


Tidak semudah itu. Nelly masih terus menyelam. Berkali-kali ia menyembulkan kepalanya, ia masih bertemu dengan gedung tua tanpa penghuni. Namun, ia tidak putus asa. Ia yakin kalau dia akan menemukan rumah berpenghuni yang memeiliki sisa makanan untuknya.


Suatu ketika, Nelly menemukan sebuah rumah yang berpenghuni. Ia segera menyusup masuk ke dapurnya. Sayang, ia tidak mendapatkan apa-apa. Ia malah terperangkap dalam jeruji kawat.  Tapi, memang sudah karena sudah terlatih, dengan giginya ia bisa membengkokkan kawat itu. Alhasil, ia bisa keluar meskipun tanpa mendapatkan makanan.


Pencarian belum berakhir. Hingga akhirnya ia sampai di tempat sisa-sisa makanan dikumpulkan. Dengan senang hati ia segera melahap santapannya. Saat asik menyantap, ia teringat pada Billy. Akhirnya, ia pun menyeret kantung plastik berisi sisa makanan yang khusus akan diberikan pada Billy. Namun, karena keberatan, Nelly memilih untuk menaiki sebuah sepeda kecil yang ia temukan di dalam tong sampah. Setidaknya, sepeda itu bisa mempercepat langkahnya dan sedikit mengurangi kelelahannya. 


Sesampainya Nelly di gedung tua, betapa kagetnya saat ia melihat Billy yang nampak sangat kurus.


“Ini, makanlah. Aku membawakannya khusus untukmu,” kata Nelly.


“Aku takut makanan itu beracun,” komentar Billy.


“Ah, kamu. Sedikit-sedikit takut. Gimana bisa bertahan hidup kalau terus merasa takut, Billy ? Ayo, makanlah, aku yakin ini tidak beracun. Atau kau mau aku buatkan roti bakar ? Mumpung di sini ada alat bakar roti ” jelas Nelly sambil mengerat makanan.


“Tapi…”


Bruuk !


Pintu gedung tua terbuka kasar. Suara langkah kaki manusia terdengar hingga ke tempat persembunyian Nelly dan Billy.


“Ayo, bersembunyi !” seru Nelly sambil berlindung di belakang lemari. Billy diam saja. Ia masih meringkuk di sudut ruangan.


Tiba-tiba, sebuah jaring mendarat di atas kepala Billy. Lalu, jaring itu diangkat. Langkah kaki tidak lagi terdengar beberapa saat kemudian.


Nelly keluar dari persembunyian. Ia mendapati Billy sudah tidak ada. Ia keluar gedung dan melihat Billy sudah ada di dalam jeruji kawat.


“Huh, dasar kucing penakut ! Sebenarnya ia bisa melawan kalau mau. Sayang, ia tidak mau,” komentar Nelly mengiringi deruan mobil yang semakin jauh.

0 Responses