Alhamdulillah

Daftar pemenang lomba Cenat Cenut
oleh Iksank Bangsawan pada 28 April 2011 jam 17:50

Eka Mega Cynthia.
Ranny Setya Rizkita.
El Eyra.ali
Alina Sitha.
Riana.
Linda Astri Dwi
Chilfia Karunianty.
Joeniardhiee H.
Reza Annisa Dina.
Wahyu Wiji Astuti.
Ranisa Khanaf.
Amanda Ratih Pratiwi.
Nain Teti Nurhayati.
Fahmi Risandi Dwi Putra.
Muh. Zuhry M.
Ica Alifah.
Arbie Sheena.
Rachma Indah Lestari.
Iman Adhar Perkasa.
Kembang Ilalang.
Fauziah Harsyah.
Ayna Wardhani.
Ratu Marfuah.

Yeyy... alhamdulillah.... calon next antologi lagi.... hmmm.... do'akan temans.... :)

Sepotong Roti


Sosok itu duduk di pinggir jalan. Tangan kanannya menggenggam erat sebuah plastik. Tangan kirinya memegang gitar kecil.

“Hey, mengapa kamu melamun ?” tegurnya padaku yang duduk beberapa jengkal darinya. Aku tidak menjawab pertanyaannya. Aku sibuk memegangi perutku yang keroncongan.

“Kamu lapar, ya ?” tanyanya kemudian sambil menyodorkan kantong plastik kepadaku. “Ambillah. Aku rasa kamu lebih membutuhkannya,” katanya lagi.

Aku mengamatinya sejenak. Lalu, mengambil plastik yang ia berikan. “Apa ini ?” tanyaku.

“Bukalah. Kau akan tahu,” katanya sambil berdiri dan siap pergi.

Aku membuka plastik itu. Sepotong roti isi coklat masih terbungkus rapi. Aku mengambilnya dan saat aku ingin menawarkan pada sosok pembawa gitar itu, ia sudah tidak ada.

Hari-hari berikutnya, aku datang lagi ke tempat yang sama. Mencari sosok yang perangainya begitu indah. Sayang, aku tidak jua menemukannya. Padahal, aku ingin berterima kasih padanya. Kalau saja Tuhan mengizinkanku kembali bertemu dengannya, ingin sekali aku menyapanya, “Namamu siapa ? Namaku Indah.”


Sebuah Nama Sebuah Cerita

Assalamu'alaikum..... hollaa... jumpa lagi nihh... kali ini gue mw nulis kembali apa yang menarik perhatian gue.... yuuk simaak !


Bukan hanya sekedar judul, melainkan merupakan rangkaian kata yang memiliki makna. Di dalamnya tertuang kisah mengenai sebuah perjalanan yang dirintis dari titik nol hingga melambung setinggi langit. Tidaklah merupakan kisah yang hanya diwarnai dengan kebahagiaan, tetapi halang rintang juga ikut mewarnai perjalanan empat sekawan yang tergabung dalam peterpan.

Peterpan. Nama itu menjadi akrab di telingaku sejak pertama kali mendengar lantunan Mimpi Yang Sempurna dalam album kompilasi Kisah 2002 Malam pada tahun 2002. Suara Ariel yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi band poprock asal Bandung itu. Semenjak itulah, lagu-lagu dari band fenomenal itu menemani hari-hariku.
Aku mengenal peterpan saat masih duduk di bangku SMP. Waktu itu, peterpan memang menjadi band favorit di sekolahku. Lagu-lagunya yang simple dan enak didengar membuatku mudah mengingat lirik lagunya. Bahkan, dari sekian banyak lagu peterpan yang aku tahu saat itu, tiga diantaranya memiliki kenangan yang tidak akan pernah aku lupakan hingga sekarang.
Aku dan Bintang. Gara-gara sama-sama suka sekali dengan lagu itu, aku jadi berteman akrab dengan sahabatku hingga sekarang. Seorang sahabat yang dulu sering membawakan lagu ini dengan petikan gitarnya. Seorang sahabat yang selalu ada saat suka maupun duka.
Yang Terdalam. Awalnya lagu ini akan dijadikan lagu pembuka untuk pementasan musik saat aku SMP dulu. Dengan segala daya dan upaya, aku pun mencari not balok dari lagu yang bernada sedikit sendu itu. Hanya saja, karena selera teman-teman satu kelompokku menginginkan lagu yang bernada beat, not balok itu hanya tersimpan dalam memori dan selembar kertas yang takkan kulupakan hingga saat ini.

Semua Tentang Kita. Berlainan cerita dengan kedua judul lagu di atas, lagu ini sangat memberikan inspirasi padaku. Saat mendengar lagu ini, aku teringat pada nenekku yang sudah lama meninggal dunia. Saat aku SMP dahulu, hal itu yang membuatku bersikeras mencari not baloknya. Bertepatan dengan itu, aku sedang mengikuti sebuah perlombaan tingkat kota. Dalam perlombaan itu mengharuskan setiap pesertanya menunjukkan kebolehan dalam bidang kesenian. Tanpa pikir panjang, aku langsung memilih lagu ketiga di album Taman Langit ini sebagai ‘senjataku’ dalam lomba. Dan alhamdulillah, lagu ini menjadi bagian dari kemananganku yang berhasil membawa pulang piala sebagai juara kedua dalam perlombaan itu.
Nah, ketiga lagu kenangan itu, semuanya tergabung dalam sebuah album, Album Sebuah Nama Sebuah Cerita,  yang merupakan album terakhir peterpan sebelum mengalami reinkarnasi dengan nama lain. Album ini menjadi rangkuman dari sekian banyak lagu hits Ariel cs. Mendengarkan seluruh lagu dalam album ini seperti mendengar sebuah cerita. Cerita tentang band petepan yang menjadi fenomenal ketika meraih segudang prestasi mulai dari mendapatkan penghargaan dari dalam dan luar negeri hingga penghargaan platinum dan multi platinum serta cerita tentang musik peterpan yang menjadi trendsetter musik bagi band-band berikutnya. Benar-benar merupakan sebuah penutup yang indah.
Prestasi yang diraih oleh Peterpan benar-benar memberikan suntikan semangat untukku untuk lebih giat belajar. Semangat mereka membuat aku mengerti betapa pentingnya sebuah kerja keras untuk meraih sebuah keberhasilan.
Ada bahagia, ada juga sedih. Kesedihan itu ikut mewarnai perjalanan peterpan yang sedang berjuang untuk melakukan reinkarnasi musik mereka sejak ditinggalkan dua personilnya. Ya, masalah hukum menjerat salah satu personil mereka. Siapa lagi kalau bukan Ariel sang vokalis.
Ariel, Ada apa denganmu ? Sayangnya, aku masih belum mengerti sepenuhnya akan semua yang terjadi pada vokalis band favoritku itu.
Nama peterpan yang memang sudah lama tidak terdengar semakin tenggelam ditelan arus musik yang tiada henti berinovasi dengan pendatang baru. Ada yang mendukung untuk melanjutkan perkara, tidak sedikit pula yang meminta untuk menghentikan. Manusia memang tiada yang sempurna karena manusia tempatnya salah dan khilaf. Semoga saja itu semua bisa menjadi pembelajaran bagi Peterpan dan Ariel khususnya.
Dunia memang terkadang kejam, tapi ingatlah bahwa Allah SWT tidak akan merubah keadaan suatu kaum sebelum kaum itu merubah keadaan mereka sendiri. Perubahan itu perlu, terutama menuju ke arah yang lebih baik. Menggapai memang sulit, tapi mempertahankan akan lebih sulit.
Memiliki sahabat dalam suka dan duka adalah impian setiap manusia sebagai makhluk sosial. Berbahagialah karena memiliki kami sebagai sahabat peterpan yang akan selalu mendukung kalian.
Peterpan, dari lubuk hatiku yang terdalam aku ingin bertanya, “Harus berapa lama aku menunggumu ?
Peterpan, buka dulu topengmu dan berjalanlah walau habis terang. Jangan terlalu lama menunggu pagi hingga bintang di surga enggan bersinar lagi.
Peterpan, memang semua tak ada yang abadi, semua akan hilang terbawa arah. Tapi, namamu akan tetap selalu ada di dalam hati sahabat.
Peterpan, dan mungkin bila nanti kalian akan kembali, kukatakan dengan indah di balik awan, “mimpi yang sempurna di atas normal tidak akan menghapus jejakmu di kota mati, tetapi hatiku selalu meninggikanmu hingga ke taman langit untuk kembali mengukir kisah semua tentang kita agar kita tertawa.

by : Alina Sitha

Wanita Berteknologi, why not ?

Berbicara mengenai teknologi, berbicara mengenai perkembangan zaman. Seperti yang telah kita ketahui bersama, era globalisasi telah membawa dampak berupa kemajuan teknologi yang begitu pesat. Informasi kini bisa diakses secara online di mana saja dan kapan saja. Begitu pula dengan komunikasi yang sudah begitu canggih dengan hadirnya berbagai ponsel dengan fitur variatif.

Sebuah penelitian Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, pada bidang teknologi, khususnya TI diperoleh hasil bahwa teknologi informasi dan komunikasi masih sangat dekat dengan identitas laki-laki sedangkan wanita sering kali hanya sebagai objek. Sedangkan kuantitas jumlah wanita hampir separuh dari penduduk Indonesia yang merupakan potensi jika diberdayakan dengan baik.

Wanita berperan cukup besar dalam ketahanan ekonomi karena mampu menciptakan lapangan kerja. Ya, telah diketahui bahwa 60% pengelola usaha mikro, kecil, dan menengah pada tahun 2008 adalah wanita. Pemerataan gender sejak era kartini memang terus meningkat dan berkembang. Wanita tidak lagi harus diam, tapi mereka bisa memperoleh hak yang sama dengan pria dengan sebuah kata kunci kebanggannya yaitu emansipasi wanita.

Penggunaan Teknologi Informasi bisa membantu wanita di beberapa bidang seperti perdagangan dan kewirausahaan sebagai sumber informasi dan sebagai sarana untuk mempromosikan dan memasarkan produk mereka. Sepertinya bukanlah suatu hal yang rahasia jika pelaku sekaligus sasaran pasar bisnis itu kebanyakan adalah kaum wanita. Sebut saja berbagai macam MLM yang kebanyakan memproduksi dan memasarkan barang-barang kebutuhan wanita. Bahkan, tidak jarang system pemasaran yang dipakai adalah system online.  Pemanfaatan internet untuk bisnis online banyak dimanfaatkan oleh wanita karena lebih fleksibel menjalankan bisnisnya dari rumah sehingga tugas dan tanggungjawab terhadap keluarga masih terpenuhi.

Teknologi  komunikasi internet dapat membuat  peran wanita lebih dioptimalkan. Melalui perangkat internet seperti  website, facebook, twitter, blog dan lain-lainnya   jejaring sosial dapat diperluas dalam waktu yang singkat. Apalagi sekarang ini,  perkawinan ponsel dan internet, satu orang dapat menjangkau  banyak orang diberbagai tempat . Melalui internet, wanita dapat membangun komunitas di dunia maya sehingga jaringan pertemanan dan bisnis bisa lebih luas. Istilah jarak memisahkan kita seolah tidak lagi tergaung selama ujung kabel koneksi dan pulsa (tentunya) terus tersambung dengan baik.

Memahami kemajuan perkembangan teknologi dan terus mengikuti dengan sikap selektif pasti akan sangat bermanfaat. Apalagi bagi para wanita yang masih cenderung bersikap acuh terhadap teknologi. Sejauh kegiatan itu bersifat positif, terimalah dengan terbuka. Lagipula, tidak ada salahnya mencicipi hal baru yang ternyata bisa membawa kemajuan bagi pemberdayaan wanita di segala bidang.

Hidup wanita berteknologi !

Ka-MuT

Hmm.... ini dia nih.. hasil dari baca buku Negeri 5 Menara... mengumpulkan kaliamat2 ciamik... hhe.... cekidot sajah lah... :)




Orang berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tibggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang


Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tida, kan keruh menggenang


Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur akan kena sasaran


Jika marahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang


Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
jika di dalam hutan


Imam Syafii

RUMAH CINTA 3G

Oleh : Alina Sitha

Gino dan Gina adalah sepasang suami istri. Mereka telah memutuskan menyatukan cinta mereka dalam ikatan pernikahan meskipun hanya melalui proses perkenalan yang terbilang singkat, dua bulan. Sebuah pertemuan yang tidak disengaja yang ternyata menumbuhkan benih-benih cinta yang siap mereka tuai dan tanam dalam rumah tangga mereka.

Genap setahun sudah usia pernikahan Gino dan Gina. Mereka juga sudah dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Anggita Salsabila. Kehadiran Gita, begitu nama panggilan bayi mungil itu, membuat suasana berbeda di rumah Ibu Husna, ibu dari Gina. Belum ada yang bisa dikatakan si kecil Gita, ia baru bisa menangis.

“Mas, apa kita tidak sebaiknya membeli rumah saja ? Saya tidak enak ngerepotin ibu terus”, tanya Gina pada suatu malam.

“Mas juga maunya begitu, Dik. Tapi, uang kita belum cukup. Kalau sudah ada uangnya, Insya Allah secepatnya akan Mas carikan”, jawab Gino. Gina hanya mengangguk pelan.

Ikhtiar dan tawakkal terus dijalani kedua sejoli itu. Gino yang bekerja sebagai buruh pabrik lebih giat menyelesaikan tugasnya agar bisa mendapat tambahan bonus dari pabriknya. Sementara itu, tanpa diketahui oleh Gino, Gina tetap masuk ke kantornya di sebuah perusahaan swasta meskipun sudah mendapat izin cuti agar bisa segera menggenapkan jumlah tabungan mereka.

Enam bulan berlalu. Penantian pun terjawab sudah. Gino yang sedari pagi menyusuri jalan jauh dari pusat kota, akhirnya kembali membawa berita bahagia.

“Dik, Mas punya berita gembira nih”, kata Gino sumringah saat masuk ke kamarnya. Gina langsung mendekat tanpa berkata sepatah kata pun, ia hanya mengernyitkan keningnya saat memperhatikan wajah suaminya.

“Alhamdulillah, Dik, Mas sudah dapat rumah untuk kita. Tadi pagi Mas sudah kesana dan membayar uang mukanya. Tapi……..”. Suara Gino tiba-tiba melemah.

“Tapi apa, Mas ?”, tanya Gina bingung.

“Tapi, rumahnya tidak sebagus rumah ibumu ini, Dik. Hanya sebuah rumah KPR biasa dan baru enam bulan ke depan listrik akan dipasang”, lanjut Gino. Keduanya terdiam.

“Mas suka dengan rumah itu ?”, tanya Gina beberapa menit kemudian. Gino mengangguk.

“Kalau Mas suka, Insya Allah saya juga suka. Apapun bentuknya, bagaimanapun resikonya, saya akan siap menghadapinya karena ini sudah menjadi keputusan kita bersama. Lagipula, tidak enak kalau tinggal di sini terus”, kata Gina bersemangat.

“Subhanallah. Alhamdulillah kalau begitu, semoga cinta kita bisa mengokohkan keputusan kita ini. Sekarang kita bereskan barang-barang agar besok pamit sama orangtuamu”, kata Gino mengakhiri pembicaraan. Keduanya pun segera merapikan barang-barang mereka.

Besoknya, seusai berpamitan, Gina dan Gino segera meluncur keluar ibu kota. Gino mengarahkan sepeda motornya ke pinggiran ibu kota. Saat gapura sebuah perumahan terlihat, ia berbelok masuk ke dalamnya. Hingga akhirnya, ia berhenti tepat di depan sebuah rumah tipe 21, bercat putih, tanpa pagar dan terletak tepat di sebelah lahan sawah warga yang belum beralih fungsi menjadi hunian tinggal.

Berbulan-bulan Gino dan Gina menjalani hidup tanpa listrik, seperti kembali ke zaman batu.. Damar dan kayu bakar menjadi teman setia di waktu malam tiba. Tidur beralaskan kasur busa tipis yang hanya dikelilingi kelambu. Bunyi jangkrik dan kodok menjadi pengiring tidur setiap hari. Meskipun demikian, tidak ada tanda-tanda menyesal terucap dari perkataan maupun tergambar dari perilaku keseharian suami istri itu. Gerak-gerik mereka seolah megatakan,”Semua baik-baik saja”.

Tanpa terasa, Gita sudah memasuki usia sekolah. Gino pun berusaha untuk memperbaiki rumahnya. Dimulai dari memperbaiki atap yang bocor, mengganti kayu dengan bata, mengecat tembok, menghiasi halaman dengan berbagai tanaman dan masih banyak lagi. Ia mencoba untuk membuat rumah sederhana miliknya senyaman mungkin bagi keluarga mungilnya.

“Om Gino, kami boleh main tidak ?”, tanya beberapa orang anak kecil saat sore tiba.

Gino yang memang suka dengan anak kecil mempersilakan mereka masuk. Mulai dari bermain tebak-tebakan, bercerita, sampai tausyiah ia lakukan hampir setiap sore jika anak-anak itu datang ke rumah. Anak-anak itu terlihat menikmati kegiatan itu. Begitu juga dengan Gita, ia jadi memiliki teman bermain, ia senang sekali.

* * *
Gita terus bertambah besar. Sekarang, dia sudah duduk di kelas 6 SD. Pada saat itulah dia mendapatkan tugas dari Bu Ina, gurunya, untuk menggambar denah rumah yang bertema rumah impian yang nantinya akan dipresentasikan di depan kelas. Sepulang sekolah, ia mencari ide untuk mengerjakan tugas dari gurunya. Gambaran rumah besar, bertingkat, memiliki kolam renang terlintas dalam pikirannya. Hal itu menimbulkan pertanyaan tentang rumah yang membuatnya memilih bertanya langsung kepada orangtuanya.

“Yah, kapan ya kita punya rumah besar seperti punya teman-temanku ?”, tanya Gita. “Yah, rumahnya teman-temanku kan pada besar-besar, kok mereka suka bermain di rumah kita yang kecil ini ?”, lanjutnya.

Gino memperhatikan wajah putri kecilnya itu. Dipandanginya lekat, ia mendapati wajah tulus penuh keingintahuan akan sebuah jawaban atas pertanyaannya.

“Nak, rumah besar tidak bisa menjamin kebahagiaan hidup seseorang. Rasa cinta dan kasih sayang yang tumbuh dalam keluarga akan memberikan kebahagiaan bagi setiap anggota keluarganya. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Berusaha tentu diharuskan karena Allah SWT tidak suka dengan orang yang malas. Tapi, tentunya jangan lupa untuk bersyukur, seperti yang tertulis dalam Surat Ibrahim ayat 7, karena jika kita bersyukur Allah SWT akan menambah nikmat-Nya kepada kita dan jika kita mengingkari nikmat-Nya maka azab Allah SWT sangat pedih”, jawab Gino.

“Berarti kalau kita rajin bersyukur, kita bisa kaya ya, Yah ?”, tanya Gita lagi.

“Kalau sudah kaya tetap harus bersyukur karena harta itu hanya titipan yang nantinya akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Terkadang orang yang kaya itu lupa, ia lebih cinta pada hartanya, padahal cinta yang seharusnya menempati urutan pertama adalah cinta kepada Allah SWT”, jawab Gino.

Gita berlari ke kamarnya. Sepertinya, ia telah mendapatkan jawaban yang diinginkannya. Ia pun memutuskan untuk segera menggambar denah rumah impian yang ditugaskan gurunya. Rumah mewah kembali terlintas di pikirannya. Tapi, entah kenapa ia enggan menggambarkannya sebagai suatu rumah impian. Akhirnya, ia memutuskan untuk menggambar apa yang dilihatnya dan apa yang dirasakannya.
                                                            
Dua hari kemudian, tugas menggambar denah rumah impian dikumpulkan. Sebuah gambar sederhana di kertas millimeter diserahkan Gita kepada Bu Ina, gurunya. Atas permintaan Bu Ina, ia menjadi murid pertama yang mempresentasikan tentang rumah impiannya.

“Rumah impian saya sederhana. Terdiri dari dua kamar tidur, dua kamar mandi, ruang tamu, halaman yang cukup luas untuk menanam aneka tumbuhan dan sebuah ruangan khusus untuk tempat hewan peliharaan yang dalam hal ini adalah burung perkutut karena saya senang mendengar suara merdunya setiap hari”, jelas Gita panjang lebar di depan kelas.

“Apa judul rumah impiamnu itu ?”, tanya Bu Ina, gurunya.

“Rumah Cinta 3G yang artinya rumah sederhana tapi kualitas bermakna yang di dalamnya dihuni keluarga penuh cinta”, jawab Gita padat dan jelas, Tepuk tangan mewarnai penampilannya.

“Rumah yang bagus, Gita. Cukup sederhana, tapi ibu yakin sumber inspirasinya luar biasa”, kata Bu Ina. Gita tersenyum mendengar perkataan gurunya yang menurutnya benar adanya.

Sepulang sekolah, Gita ingin segera cepat sampai di rumah. Ia ingin menceritakan apa yang ia alami di sekolah dan sekaligus menunjukkan hasil gambarnya kepada kedua orangtuanya.

“Rumah cinta 3G ?”, tanya Gino, ayah Gita, saat mendengar cerita anaknya. Gita mengangguk.

“Itu juga bisa diartikan Gino, Gina, dan Gita. Bukan begitu ?”. Giliran Gina, ibunya Gita, yang berbicara. Ketiganya larut dalam tawa.

“Kamu terinspirasi darimana, Nak ?”, tanya Gino.

“Dari rumah kita dong, Yah. Aku hanya menggambarkan apa yang aku lihat dan aku rasakan. Aku merasakan ada cinta dalam rumah ini. Aku rasa tidak mungkin anak-anak kecil betah berlama-lama disini setiap sore karena faktanya saat ini rumah mereka lebih bagus dari rumah kita. Aku rasa juga tidak mungkin orang-orang yang mengatakan rumah kita ini seram malah memilih minum kopi bersama ayah saat malam tiba. Tapi, cinta membuat itu semua mungkin. Bukankah ibu dan ayah dipertemukan karena cinta ? Bukankah cinta juga yang mengawali perjumpaan ayah dan ibu dengan rumah ini ? Dan aku rasa cinta juga yang membuat aku bisa menerima keadaan kita apa adanya dan membuatku lebih semangat”, jawab Gita panjang lebar dengan penuh semangat.

Gino dan Gina saling berpandangan. Kedua pasang mata itu tanpa terasa sudah menitikkan airmata mendengar perkataan anak sematawayangnya, Gita. Mereka tidak menyangka kalau anak mereka yang baru berusia 12 tahun bisa berpikiran seperti itu.

“Nak, sesungguhnya cinta itu selalu memberi makna indah bagi setiap orang yang tidak memandang sesuatu dari fisiknya saja”, kata Gino. Gita mengangguk setuju.

*TAMAT*

Asyiknya Berteman Dengan Leutika



Leutika Publisher. Hmm… pasti sudah pada kenal dong sama penerbit yang satu ini. Yup ! Inilah penerbit yang pada tanggal 10 April nanti akan milad yang ke-2. Wow… masih muda yah ? Hmm… meskipun masih muda, Leutika Publisher tidak kalah mantap dengan penerbit yang sudah memiliki nama besar loh. Pokoknya cocok deh kalo Leutika Publisher itu disebut Bukan Penerbit Buku Biasa ! Aku senang sekali bisa kenalan sama penerbit yang satu ini.

Emangnya kapan sih aku kenal Leutika ?
Hmm… sebenarnya aku baru kenalan sama leutika setahun yang lalu. Yap, tahun 2010. Waktu itu ada event menulis kisah inspiratif dengan tema Titik Balik. Di info lomba, ada FB Leutika Publisher. Ya udah deh, aku langsung aja nge-add Leutika. Ternyata…. Leutika mengkonfirmasi pertemananku. Wow ! Senang bertubi-tubi deh pokoknya. Waktu itu aku memang belum kenal sama Leutika sebab aku baru mendengar namanya satu kali itu. Namun, saat mengetahui kalau Leutika Publisher itu salah satu penerbit nasional, aku jadi semangat menulis lagi.  Ya, semangat menulisku maju-mundur memang. Eh, pas kenalan sama Leutika aku jadi semangat lagi. Woow, dahsyat ! By the way, meskipun aku tidak jadi ikut lombanya, aku merasa bangga sekaligus senang bisa menjadi teman Leutika. Kenapa ? Karena Leutika itu sudah buanyaak penggemarnya loh. Akun FB Leutika Publisher yang pertama sudah full. Sekarang Leutika sudah punya akun Leutika Publisher Dua dan seabreg akun Leutika lainnya seperti Leutika Prio, Leutika Smile, Komunitas Penerbit Leutika dan Leutika Publisher Fans. And you know ? Saking cintanya sama Leutika, aku add semua akun FB-nya loh. Gak percaya ? Cek aja di FB aku. Bagi yang belum berteman sama Leutika, aku saranin agar kalian meng-add Leutika deh. Dijamin kamu tidak akan menyesal. Selain menerima naskah untuk diterbitkan secara nasional, Leutika itu juga sering mengadakan event yang hadiahnya menarik sekali dan sayang untuk dilewatkan. Jadi, buruan kenalan sama Bukan Penerbit Buku Biasa yang satu ini ya !!

Leutika sering ngadain event ?
Yup ! Buanyak banget. Aku sendiri sudah berapa kali mengikuti event dari Leutika. Namun, baru satu kali yang masuk dalam daftar pemenang harapan (hhe…), itu dalam Lomba Adu Jurus Lawan Setan bulan Desember 2010. Selain itu, ada STATOM (Status of The Month), WN (Weekly Notes), Audisi Menulis Lagu Opick Inspirasiku, Fiksi Foto, Novelku di LeutikaPrio, Audisi Menulis Asma Nadia Inspirasiku, dan masih banyak lagi (termasuk yang sedang aku ikuti sekarang yaitu Leutika in Your Blog !). Selain iming-iming hadiah buku, naskah yang menang akan disatukan dalam bentuk buku juga menjadi pemicu tersendiri untukku. Wow ! Siapa sih yang tidak mau memiliki buku atas karya sendiri ? Aku rasa semua orang menginginkannya. Selain bisa menambah kepuasan pribadi, alangkah bahagianya jika tulisan kita bisa menginspirasi orang banyak kan ? Apalagi sekarang Leutika sudah punya lini self publishing yang memungkinkan kita menerbitkan buku sendiri hanya dengan 500rb. Lininya bernama LeutikaPrio. Hmm… makin asyik deh berteman dengan Leutika. Meskipun sering mengejar deadline karena takut ketinggalan event, aku tetap senang dan bahagia karena semangatku untuk menulis meningkat lagi. Leutika, big thanks to you ! Nah, bukan hanya semarak dengan event, Leutika juga sarat dengan beragam kemudahan loh.
Apa saja kemudahan dari Leutika ?
Hmm… buanyaak ! Yang paling aku rasakan sebagai pecinta buku adalah free ongkos kirim ke seluruh Indonesia dengan pembelian di atas 50rb. Hayo, penerbit mana yang bisa kayak gitu selain Leutika ? Ada, LeutikaPrio ! Lah, itu kan memang lini dari Leutika gitu loh. Nah, kalau di LeutikaPrio, free ongkir setelah pembelian minimum 90rb. Hmm… asyik gak tuh ? Bukan cuma itu. Buku juga bisa jadi langganan dengan layanan ELBE (Langganan Buku) dari Leutika. Kita tinggal duduk diam menanti buku yang akan sampai di rumah tiap bulannya. Mantap kan ? Melalui Leutika Book Gifts, buku bisa menjadi kado dari kita untuk siapapun. Dengan Gerai Leutika, selain membuka toko, kita juga bisa sekalian memasarkan buku Leutika. Tidak hanya itu, ada pula kemudahan lain yang ditawarkan seperti Geni, MITEL, SMS for Leutikans, dll.
Oke guys, inilah cerita singakatku tentang teman baikku, Leutika Publisher. Mau tahu selengkapnya ? Kunjungi www. leutika.com dan add semua akun FB milik Leutika ya !!! Oh iya, jangan lupa juga kunjungi lini self publishingnya di www.leutikaprio.com yah ! Dijamin seru dan tidak akan menyesal deh ! Gak percaya ? Buktikan saja sendiri ya... Ayo bersama-sama menjadi bagian dari Leutika Publisher ! 


Posted by : Alina Sitha

Leutika in Your Blog !

Tulis ulasan soal Leutika, posting di blog, dapet buku GRATIS & DISKON BIAYA PENERBITAN.

Kami yakin, masing-masing Leutikans mempunyai cara pandang tersendiri terhadap Leutika. Oleh karenanya, mengawali kemeriahan 2 tahun Leutika: Dream2Reality, kami mengundang kalian dalam event “
Leutika In Your Blog!”. 

Caranya:
1.    Buatlah ulasan tentang Leutika dengan panjang 500-700 kata (1,5 hal. Hingga 2 hal. A4 Times New Roman spasi 1,5).
Ulasan boleh berupa:
-    Cerita awal perkenalan dengan Leutika
-    Motivasi berkarya gara2 event-event Leutika
-    Layanan serta kemudahan yang kamu dapat dari Leutika
-    Serunya nerbitin buku di LeutikaPrio (lini self publishing Leutika Publisher)
-    Atau menggabungkan 4 point di atas dalam satu ulasan  
 
Intinya, setiap ulasan yang berhubungan dengan Leutika.

2.    Posting ulasan di Blog masing-masing.
3.    Cantumkan website www.leutikaprio.com (lini self publishing Leutika Publisher) sebagai link blog kamu.
 
4.    Kirim biodata dan alamat blog ke inbok FB (pilih salah satu) Leutika Publisher/Leutika Publisher Dua/Leutika Prio, dengan format:

Nama lengkap:
Alamat kirim buku:
Alamat blog:
Alamat FB:
No telp yg bisa dihubungi:

5.    Publish materi event ini di notes FB masing-masing2. Tag min. 25 orang. Dengan berbagai pertimbangan, peserta TIDAK PERLU mentag semua FB Leutika. Pendataan kami lakukan lewat inbok.
 
Hadiah: 
Leutika mencari 20 ulasan dengan konten terbaik untuk meraih:
1.   
 40 buku dari Leutika Publisher (@2 buku), judul tidak bisa memilih, alamat kirim Indonesia.
2.   
 Diskon biaya penerbitan di LeutikaPrio senilai 100rb. Yakni, apabila kamu pengin nerbitin buku di LeutikaPrio, maka kamu cukup membayar 400rb, hemat 20%. dari biaya awal. (Diskon berlaku daritanggal publikasi pemenang hingga 30 April 2010. 

Ingat, 20 pemenang yang kami cari. So, kesempatanmu untuk mendapatkan buku GRATIS dan DISKON BIAYA PENERBITAN semakin besar. (Yang belum punya blog, segera deh bikin. Penilaian kami lebih mengutamakan hasil ulasan kok.)
 

Event ini berlaku dari
 12 Maret 2011—05 April 2011 (jam 12 siang WIB).
Pengumuman pemenang pada hari
 Sabtu, 09 April 2011 (jam 12 siang WIB) di FB Leutika Publisher/Leutika Publisher Dua/LeutikaPrio dan www.leutika.com