Perjuangan

Wanita itu kembali ke peraduannya. Memakai pakaian yang sama seperti kemarin sambil membawa baki berisi berbagai jenis kue buatannya. Sebelum pergi, ia mengecup kening seorang perempuan belia yang masih terlelap. Itu anaknya.

Pagi-pagi buta ia berkeliling mencari nafkah, pulang menjelang senja. Begitu sehari-hari. Dan setiap hari pula ia menerima sambutan dari anak kandungnya, “Kalau cuma segini, kapan aku bisa beli mobil ? Coba ibu tidak berpisah sama ayah pasti tidak akan begini jadinya”.

Begitu terus. Terkadang tanpa diketahui anaknya, ia menangis dalam doa’nya “Ya, Tuhan, ampuni kesalahan hamba, bukakan  mata hati anak hamba, jangan silaukan ia dengan dunia. Amiin”.

0 Responses